Rumah adat daerah istimewa Yogyakarta yang dikenal dengan sebutan Bangsal Kencono merupakan warisan budaya Nusantara. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat awal mulanya merupakan negara dependen yang berbentuk kerajaan dan berubah menjadi daerah istimewa setingkat provinsi saat Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk pada tahun 1950. Peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Pakualaman berubah menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana yang telah ditinggali raja-raja Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Lokasi keraton Kesultanan Yogyakarta terletak di pusat kota Yogyakarta. Kompleks bangunan Keraton masih digunakan sebagai tempat tinggal Sultan dan pusat adat istiadat Kesultanan Yogyakarta yang tetap lestari hingga saat ini. Keraton Yogyakarta juga bisa dikunjungi sebagai objek wisata yang mempertontonkan bangunan tradisional, kereta kencana, pusaka kerajaan, gamelan, dan lainnya.
Rumah Adat adalah bangunan yang memiliki ciri tersendiri dan digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku. Semua suku bangsa di Indonesia memiliki rumah adat yang dijadikan tempat berkumpul dalam melaksanakan kegiatan adat. Rumah adat merupakan suatu representasi kebudayaan yang lahir setelah proses yang panjang. Rumah adat di Indonesia tidak terhitung jumlahnya karena setiap suku memiliki rumah adat tersendiri.
Setiap suku memiliki rumah adat yang berbeda bentuk tergantung lokasinya dan pemanfaatannya. Keberadaan rumah adat di Indonesia sangat beragam dan mempunyai arti yang penting dalam perspektif sejarah, warisan, dan kemajuan masyarakat dalam sebuah peradaban.
Bentuk dan arsitektur rumah adat memiliki ciri khas tersendiri karena tergantung dengan kebudayaan dan kepercayaan yang di anut oleh masyarakat adat tersebut. Rumah adat biasanya berbentuk indah dengan ukiran, hiasan mewah, dan warna yang menarik. Secara kasat mata akan tampak berbeda dengan hunian tinggal di sekitarnya. Rumah adat yang paling bagus akan dimiliki oleh ketua suku atau keluarga kerajaan yang memimpin wilayah tersebut.
Pembangunan rumah adat memerlukan keahlian khusus dengan pakem-pakem tertentu yang tidak bisa dilanggar. Pembangunan rumah adat dilakukan dengan ketelitian tinggi sehingga membutuhkan waktu lama dalam pengerjaannya. Saat ini masih banyak rumah adat yang berdiri kokoh tidak termakan jaman sehingga perlu dijaga dan dilestarikan agar bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya. Rumah adat yang beragam merupakan simbol budaya Indonesia yang harus tetap dirawat.
Kesultanan Yogyakarta memiliki rumah adat bernama Rumah Bangsal Kencono Keraton. Sultan Hamengkubuwono I membangun rumah yang sekaligus difungsikan sebagai istana. Istana ini merupakan tempat tinggal raja-raja selanjutnya dan tetap digunakan sebagai pusat pemerintahan serta adat istiadat. Bangunan Bangsal Kencono mirip dengan bangunan joglo tetapi memiliki ukuran yang lebih luas, besar, dan lebar.
Bangunan ini memiliki ukiran-ukiran yang indah pada bagian tiang penyangga atau saka sehingga menambah nilai estetikanya. Arsitekturnya dipengaruhi oleh gaya Belanda, China, dan Portugis karena pada masa itu bangsa-bangsa lain telah memasuki Kesultanan Yogyakarta. Bangunan bangsal kencono dinilai oleh banyak pihak sebagai bangunan terbaik dan telah menerapkan penataan ruang modern padahal dibangun ratusan tahun yang lalu.
Bentuk Rumah Adat Bangsal Kencono memiliki kemiripan dengan rumah Joglo. Ciri khas rumah adat ini yaitu :
Bangunan ini memiliki ukuran yang luas karena difungsikan sebagai istana kediaman keluarga kerajaan.
Arsitekturnya terpengaruh gaya Belanda, China, dan Portugis. Pengaruh agama Hindu juga terlihat pada arsitektur bangunan Bangsal Kencono.
Lingkungan Rumah adat yang asri dan terdapat sangkar burung sebagai simbol kecintaannya kepada alam.
Komplek Bangsal Kencono merupakan tempat tinggal anggota kerajaan sekaligus sebagai tempat upacara adat dan pusat pemerintahan